Pertemuan Tak Sengaja
Ujian semester ketiga kali ini baru saja usai, entah apa yang akan terjadi padaku saat penerimaan raport nanti aku tak berharap hari itu segera datang. Tak begitu yakin bahwa hasil belajarku semester ini akan memuaskan, yang ku nanti hanya hari libur yang juga ditunggu-tunggu oleh para pelajar lainnya. Meski aku tahu kalau hari-hari liburku biasanya seperti hari-hari biasa saja--tak ada liburan, tak ada hiburan, dan tak ada hari menyenangkan, walau begitu setidaknya aku beristirahat dari tugas-tugas sekolah yang membunuhku perlahan. Pagi itu, entah tanggal, jam, menit, dan detik keberapa aku juga tak tahu pasti karena tak begitu kuhiraukan, hari libur membosankan yang akan dihiasi pekerjaan-pekerjaan rumahku pun dimulai. Mentari dhuha sudah tinggi, menyelinap masuk kekamarku melalui cela-cela kaca yang menyapu kulit wajahku dan membuat mataku harus terbuka namun tubuhku enggan beranjak dari tempat tidur yang tak begitu empuk. Seperti biasa, handphone -lah yang menjadi tujuan...