Konsep Pembelajaran Inovatif
A.
Konsep Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas
oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari
learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga
memperoleh kemajuan hasil belajar. Dalam
konteks program belajar mengajar, program pembelajaran yang inovatif dapat berarti program yang
dibuat sebagai upaya mencari pemecahan
suatu masalah. Itu disebabkan, karena program
pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program pembelajaran yang sejenis sedang
dijalankan akan tetapi perlu perbaikan.
Program pembelajaran yang sifatnya memperbaiki program pembelajaran sebelumnya
yang tidak memuaskan, hasilnya dapat digolongkan inovatif karena mencoba untuk
memecahkan masalah yang belum terpecahkan.Secara garis besar bahwa program
pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada
gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha
peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
B.
Teori yang Mendasari Pembelajaran Inovatif
a.
Teori Kognitif
Teori kognitif didasari perilaku yang tidak tampak
dapat dipelajari secara ilmiah seperti pada perilaku yang tampak. Perilaku yang
tidak tampak merupakan proses internal yang merupakan hasil kerja potensi
psikis. David Ausubel berpendapat bahwa belajar itu terjadi dalam organisme
manusia melalui proses yang bermakna yang menghubungkan peristiwa atau butir
baru pada aspek kognitif yang ada. Makna bukanlah respon yang tersirat tetapi
merupakan pengalaman sadar yang diartikulasikan secara jelas dan dibedakan
secara tepat. Hal tersebut dapat muncul manakala tanda, lambang, konsep, atau
proposisi yang bermakna dikaitkan dan dipadukan dalam struktur kognitif
individual yang berasal dari basis substansial dan nonkebiasaan. Teori kognitif
lebih mengandalkan pikiran dan konsep dasar yang dimiliki pembelajar daripada
pengalaman. Kognitif amat menjauhi model menghafal tetapi yang diorientasikan
secara mendalam adalah belajar bermakna dimana tiap proses pembelajaran
haruslah bermakna yang mampu mengelaborasi kognisi seseorang. Situasi belajar
apa pun dapat bermakna apabila pembelajar mempunyai seperangkat pembelajaran
yang bermakna, yakni penghubungan tugas belajar yang baru dengan apa yang sudah
diketahuinya. Tugas belajar tersebut secara potensial akan bermakna bagi
pembelajar. Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam
otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang
berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi beberapa orang akan dimaknai
berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang
berbeda-beda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur
pengetahuan) dalam otak manusia.
b.
Teori Humanistik
atau Teori Sosial
Proses belajar tidak hanya terjadi karena seseorang
mendapatkan stimulus dari lingkungannya dan meresponnya tetapi terjadi pula
karena pelaku belajar berkomunikasi dengan individu lainnya. Proses belajar
terjadi karena komunikasi personal. Dalam diri pelaku belajar atau siswa
terjadi transaksi akibat komunikasi dua arah atau lebih yang masing-masing
mendapat kesempatan, baik selaku inisiator maupun mereaksi komunikasi. Komunikasi
itu dapat berlangsung secara akrab, intensif, dan mendalam. Oleh karena itu,
teori humanistik dikembangkan menjadi teori sosial, yang dikembangkan oleh
Bandura. Menurut Bandura (dalam Dahar, 1989) dalam belajar berdasarkan teori
sosial terdapat empat fase, yaitu: perhatian, retensi, reproduksi, dan
motivasi. Menurut Rogers, dalam konteks belajar yang diciptakan, manusia akan
belajar apa saja yang dia butuhkan. Konsep Rogers tersebut saat ini memberikan
perubahan besar bagi konsep pembelajaran yang bertumpu pada pembelajar.
Pembelajar itu sangat individual. Oleh karena itu, jika ingin berhasil dalam
pembelajaran, perhatikan kebutuhan individual dalam belajar. Untuk mengadaptasi
konsep Rogers dalam pembelajaran, perlu memahami bahwa pembelajar adalah organisme
yang butuh memahami dirinya sendiri dan mengkomunikasikan dirinya kepada orang
lain secara bebas dan aman.
c.
Teori Gestalt
Psikologi Gestalt memandang unsur-unsur yang
terlibat dalam proses belajar tidak terpisahkan tetapi merupakan totalitas
dalam membentuk medan belajar. Oleh karena itu teori Gestalt disebut pula
dengan teori medan. Menurut Lewin perubahan tingkah laku merupakan indikator
hasil belajar yang diperoleh dan lingkungan yang disediakan difungsikan untuk
memfasilitasi potensi internal yang terdapat dalam diri pelaku belajar. Selain
itu, diuraikan juga pentingnya motivasi dalam pembelajaran. Motivasi adalah
faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berperilaku. Motivasi muncul
karena adanya daya tarik tertentu dan juga bisa muncul karena pengalaman yang
menyenangkan, misalnya pengalaman kesuksesan.
C.
Ciri Ciri Pembelajaran Inovatif
Menurut para ahli,
dalam Titin, 2013 menyebutkan bahwa suatu model mengajar dianggap baik apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
memiliki
prosedur yang sistematik, untuk memodifikasi perilaku siswa yang didasarkan
pada asumsi-asumsi tertentu;
b.
hasil belajar
ditetapkan secara khusus, yaitu perubahan perilaku positif siswa secara khusus;
c.
penetapan
lingkungan belajar secara khusus dan kondusif; (4) ukuran keberhasilan, yaitu
bisa menetapkan kriteria keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran; dan
d.
interaksi dengan
lingkungan, yaitu model pembelajaran tersebut harus mendorong siswa reaktif,
aktif dan partisipatif terhadap apa yang
terjadi dalam lingkungannya.
D.
Manfaat Pembelajaran Inovatif
Manfaat yang di dapatkan dalam pembelajaran inovatif
adalah sebagai berikut:
a.
Dapat menumbuh
kembangkan pilar-pilar pembelajaran pada siswa, antara lain: learning to know
(belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to gether
(belajar hidup bersama), dan learning to be (belajar menjadi seseorang).
b.
Mampu mendorong
siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara maksimal, dengan
ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kreatif dan inovatif selama
proses pembelajaran di sekolah
c.
Mampu
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan.
d.
Mampu mendorong
siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara positif dalam berbagai aspek
kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
Selain itu, ada beberapa manfaat
pembelajaran inovatif secara umum, yaitu:
a.
Melatih siswa
untuk mendesain suatu penemuan.
Pembelajaran inovatif melatih siswa untuk berpikir
kreatif sehingga siswa mampu memunculkan ide-ide baru yang positif. Di dalam
pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya, sehingga bisa
menemukan hal-hal baru di era globalisasi ini.
b.
Menumbuhkan
kreatifitas guru dalam mengajar.
Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton,
maksudnya guru harus memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses
pembelajaran. Kreatifitas guru sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak
membosankan.
c.
Hubungan antara
siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Guru dan siswa bersama-sama membangun suasana
pembelajaran yang menyenangkan dalam kelas sehingga apa yang menjadi tujuan
dari pembelajaran bias terwujud.
d.
Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat. Pembelajaran inovatif akan membuat siswa berfikir kritis dalam
menghadapi masalah.
e.
Dapat membuat
pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari Dunia pendidikan
akan lebih berwarna, tidak monoton dan akan terus berkembang menjadi semakin
baik. Hal ini akan mempengaruhi dunia kerja yang nantinya akan dijalani setiap
orang.
f.
Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.
Siswa harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa
tidak boleh hanya diam tapi harus merusaha memotivasi dirinya sendiri agar
berkembang. Pembelajaran inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk
menjadi yang terbaik.
Manfaat diadakannya inovasi diantaranya dapat
memperbaiki keadaan sebelumnya ke arah yang lebih baik, memberikan gambaran
pada pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang lain dapat
mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus
mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan semangat dalam
bekerja.
E.
Tantangan Pembelajaran Inovatif
Tantangan yang dihadapi
dalam pengembangan pembelajaran inovatif adalah guru sulit menerapkan cara
belajar yang pembelajaran kepada siswa karena kebanyakan dari siswa pada saat
proses belajar mengajar sudah terbiasa mendapakan informasi dari gurunya
sendiri. Karena pembelajaran inovatif merupakan sutu model yang baru bagi guru
dan guru bisa menemukan suatu ide ide yang baru dalam pembelajaran.
Inovasi pembelajaran
merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal
ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru
untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan,
metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya
berbagai inovasi-inovasi baru. Tanpa didukung kemauan dari guru untuk selalu
berinovasi dalam pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi
siswa. Di samping itu, guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara optimal. Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka inovasi menjadi
sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan oleh setiap guru. Oleh karena itu,
seorang guru harus selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Langkah yang
dapat dilakukan yakni perbaikan cara mengajar guru dengan menggunakan metode
baru yang inovatif. Adapun strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif
sebagai berikut:
a.
Kuasai teori
pembelajaran
b.
Perkaya
pemahaman pada metode pembelajaran
c.
Pelajari kembali
materi yang akan diajarkan
d.
Kenali kondisi
kelas dan peserta didiknya
e.
Lakukan
observasi pada pembelajaran sebelumnya
f.
Evaluasi pada
pembelajaran sebelumnya
g.
Mengadakan
perbaikan pada pembelajaran sebelumnya.
F.
Makna model pembelajaran inovatif
Apabila mengkaji
beberapa sumber ilmiah tentang pembelajaran, maka beberapa konsep yang dapat
dipahami dari makna pembelajaran inovatif , antara lain.
a.
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif dapat
menumbuhkembangkan pilar-pilar pembelajaran pada siswa, antara lain: learning
to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to
gether (belajar hidup bersama), dan learning to be(belajar menjadi seseorang)
(Djohar, 1999);
b.
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif
tersebut mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara
maksimal, dengan ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif, kreatif dan
inovatif selama proses pembelajaran di sekolah;
c.
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif
tersebut mampu mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan; dan
d.
Model pembelajaran inovatif dan partisipatif
tersebut mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku secara
positif dalam berbagai aspek kehidupan (baik secara pribadi atau kelompok).
Jadi, pembelajaran inovatif dan partisipatif adalah pembelajaran yang
berorientasi pada strategi, metode atau upaya meningkatkan semua kemampuan
positif siswa agar dapat meningkatkan kualitas intelektual (penguasaan Iptek),
kualitas emosional (kepribadian) dan kualitas spiritual sehingga siap
menyongsong masa depan yang penuh kompetisi. Dalam proses pengembangan potensi
atau kemampuan siswa tersebut, pembelajaran inovatif dan partisipatif
menempatkan posisi dan peran-peran siswa sebagai sebagai pihak yang paling
aktif (paling sentral), guru hanya sekedar sebagai pembimbing, motivator dan
evaluator kegiatan pembelajaran siswa.
G.
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajan Inovatif
Setiap metode
pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga pembelajaran
inovatif.
a.
Kelebihan
pembelajaran inovatif sebagai berikut:
-
Melatih siswa
untuk mendesain suatu penemuan.
Pembelajaran
inovatif melatih siswa untuk berpikir kreatif sehingga siswa mampu memunculkan
ide-ide baru yang positif. Di dalam pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan
kreatifitasnya, sehingga bisa menemukan hal-hal baru di era globalisasi ini.
-
Menuntut
kreatifitas guru dalam mengajar.
Dalam
hal ini guru dituntut untuk tidak monoton, maksudnya guru harus memunculkan
inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran. Kreatifitas guru sangat
diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan.
-
Hubungan antara
siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Guru
dan siswa bersama-sama membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam
kelas sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran bias terwujud.
-
Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
Pembelajaran
inovatif akan membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi masalah.
-
Dapat membuat
pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Dunia
pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton dan akan terus berkembang menjadi
semakin baik. Hal ini akan mempengaruhi dunia kerja yang nantinya akan dijalani
setiap orang.
-
Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajaR
Siswa
harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam tapi
harus merusaha memotivasi dirinya sendiri agar berkembang. Pembelajaran
inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.
b.
Kelemahan
pembelajaran inovatif sebagai berikut :
-
Siswa yang
kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal
Siswa
yang kurang mempunyai semangat dalam belajar dan memiliki kemampuan lemah maka
akan sulit mengikuti pelajaran. Mereka akan pasif dalam menerima pelajaran
disbanding siswa yang aktif.
-
Memerlukan
alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain
Pembelajaran
inovatif harus dilakukan secara intensif, dengan menerapkan banyak hal,
penyesuaian konsep dan pasti akan memakan banyak waktu.
-
Kurangnya
kreatifitas guru
Masih banyaknya
rasio guru yang mengajar dengan cara lama atau monoton sehingga menimbulkan
suasana kelas yang membosankan. Hal ini akan membuat siswa jenuh dan tidak
tertarik dengan materi yang disampaikan. Padahal dalam proses pembelajaran
kreatifitas guru sangat dibutuhkan. Hal ini akan mendorong siswa untuk lebih
giat lagi dalam belajar.
Komentar
Posting Komentar